Sabtu, 25 Juni 2011

Mengalah bukan berarti kita kalah…..

Yan Hui adalah murid kesayangan Confusius yang suka belajar, sifatnya baik. Pada suatu hari ketika Yan Hui sedang bertugas, dia melihat satu toko kain sedang dikerumuni banyak orang.
Dia mendekat dan mendapati pembeli dan penjual kain sedang berdebat.
Pembeli berteriak: "3x8 = 23, kenapa kamu bilang 24? "
 
Yan Hui mendekati pembeli kain dan berkata: "Sobat, 3x8 = 24, tidak usah diperdebatkan lagi".  

Pembeli kain tidak senang lalu menunjuk hidung Yan Hui dan berkata: "Siapa minta pendapatmu?
Kalaupun mau minta pendapat mesti minta ke Confusius. Benar atau salah Confusius yang berhak mengatakan".
Yan Hui: "Baik, jika Confusius bilang kamu salah, bagaimana?" 
 

Pembeli kain: "Kalau Confusius bilang saya salah, kepalaku aku potong untukmu. Kalau kamu yang salah, bagaimana?"
Yan Hui: "Kalau saya yang salah, jabatanku untukmu". 
 
Keduanya sepakat untuk bertaruh, lalu pergi mencari Confusius.
Setelah Confusius tahu duduk persoalannya, Confusius  berkata kepada Yan Hui sambil tertawa: "3x8 = 23.
Yan Hui, kamu kalah. Kasihkan jabatanmu kepada dia."
 
 
Selamanya Yan Hui tidak akan berdebat dengan gurunya.
Ketika mendengar Confusius bilang dia salah, diturunkannya topinya lalu dia berikan kepada pembeli kain.
Orang itu mengambil topi Yan Hui dan berlalu dengan puas.Walaupun Yan Hui menerima penilaian Confusius
tapi hatinya tidak sependapat. Dia merasa Confusius sudah tua dan pikun sehingga dia tidak mau lagi belajar darinya.
Yan Hui minta cuti dengan alasan urusan keluarga. Confusius tahu isi hati Yan Hui dan memberi cuti padanya.
Sebelum berangkat, Yan Hui pamitan dan Confusius memintanya cepat kembali setelah urusannya selesai,
dan memberi Yan Hui dua nasehat : "Bila hujan lebat, janganlah berteduh di bawah pohon. Dan jangan membunuh." 
 
Yan Hui bilang baiklah lalu berangkat pulang. Di dalam perjalanan tiba2 angin kencang disertai petir,
kelihatannya sudah mau turun hujan lebat. Yan Hui ingin berlindung di bawah pohon tapi tiba2 ingat nasehat Confusius
dan dalam hati berpikir untuk menuruti kata gurunya sekali lagi. Dia meninggalkan pohon itu.
Belum lama dia pergi, petir menyambar dan pohon itu hancur. Yan Hui terkejut, nasehat gurunya yang pertama sudah terbukti. Apakah saya akan membunuh orang? Yan Hui tiba dirumahnya sudah larut malam dan tidak ingin mengganggu tidur istrinya.
Dia menggunakan pedangnya untuk membuka kamarnya. Sesampai didepan ranjang, dia meraba dan mendapati
ada seorang di sisi kiri ranjang dan seorang lagi di sisi kanan. Dia sangat marah, dan mau menghunus pedangnya.
Pada saat mau menghujamkan pedangnya, dia ingat lagi nasehat Confusius, jangan membunuh.
Dia lalu menyalakan lilin dan ternyata yang tidur disamping istrinya adalah adik istrinya.
Pada keesokan harinya, Yan Hui kembali ke Confusius, berlutut dan berkata: "Guru, bagaimana guru tahu apa yang akan terjadi?" 
 

Confusius berkata: "Kemarin hari sangatlah panas, diperkirakan akan turun hujan petir,
makanya guru mengingatkanmu untuk tidak berlindung dibawah pohon.
Kamu kemarin pergi dengan amarah dan membawa pedang, maka guru mengingatkanmu agar jangan membunuh". 
 

Yan Hui berkata: "Guru, perkiraanmu hebat sekali, murid sangatlah kagum."
Confusius bilang: "Aku tahu kamu minta cuti bukanlah karena urusan keluarga. Kamu tidak ingin belajar lagi dariku.
Cobalah kamu pikir. Kemarin guru bilang 3x8=23 adalah benar, kamu kalah dan kehilangan jabatanmu.
Tapi jikalau guru bilang 3x8=24 adalah benar, si pembeli kainlah yang kalah dan itu berarti akan hilang 1 nyawa.

Menurutmu, jabatanmu lebih penting atau kehilangan 1 nyawa yang lebih penting?"
Yan Hui sadar akan kesalahannya dan berkata : "Guru mementingkan yang lebih utama, murid malah berpikir guru sudah tua dan pikun.
Murid benar2 malu." Sejak itu, kemanapun Confusius pergi Yan Hui selalu mengikutinya.
Cerita ini mengingatkan kita: Jikapun aku bertaruh dan memenangkan seluruh dunia, tapi aku kehilangan kamu, apalah artinya.  

Dengan kata lain, kamu bertaruh memenangkan apa yang kamu anggap adalah kebenaran, tapi malah kehilangan sesuatu yang lebih penting. Banyak hal ada kadar kepentingannya. 
 

Janganlah gara2 bertaruh mati2an untuk prinsip kebenaran itu, tapi akhirnya malah menyesal, sudahlah terlambat. 
 

Banyak hal sebenarnya tidak perlu dipertaruhkan. Mundur selangkah, malah yang didapat adalah kebaikan bagi semua orang. 
 

Bersikeras melawan pelanggan. Kita menang, tapi sebenarnya kalah juga. (Saat kita kasih sample barang lagi, kita akan mengerti) 
 

Bersikeras melawan boss. Kita menang, tapi sebenarnya kalah juga. (Saat penilaian bonus akhir tahun, kita akan mengerti) 
 

Bersikeras melawan suami/istri. Kita menang, tapi sebenarnya kalah juga. (suami/istri tidak betah di rumah) 
 

Bersikeras melawan teman. Kita menang, tapi sebenarnya kalah juga. (Bisa-bisa kita kehilangan seorang teman).

THE BEST WAY

Bilangan 14:2-3
"Bersungut-sungutlah semua orang Israel kepada Musa dan Harun; dan segenap umat itu berkata kepada mereka: "Ah, sekiranya kami mati di tanah Mesir, atau di padang gurun ini! Mengapakah TUHAN membawa kami ke negeri ini, supaya kami tewas oleh pedang, dan isteri serta anak-anak kami menjadi tawanan? Bukankah lebih baik kami pulang ke Mesir?"
 
Kalo kita lihat disini temen-temen, orang-orang Israel punya keahlian yaitu bersungut-sungut dan komplain tentang keadaan yang mereka alami. Mereka tidak mengucap syukur atas apa yg telah Tuhan kerjakan dalam hidup mereka, padahal Tuhan lakukan hal yang sangat ajaib loh dalam proses mereka keluar dari tanah Mesir, tp apa yang mereka lakukan teman-teman, mereka malah mau kembali ke Mesir untuk menjadi budak, tawanan, disiksa dan tidak memiliki kebebasan.
 
Bukankah ini temen-temen yang sering sekali kita lakukan!?!?! Tuhan sudah memberikan kita hal-hal yang luar biasa, dari berkat dalam pekerjaan, sekolah, keluarga dan lain sebagainya, tp kita tidak mau mengucap syukur atas hal yg sudah terjadi dalam hidup kita, dan disaat hidup kita terasa susah, kita malah seperti bangsa Israel yg hanya bersungut-sungut dan komplain akan banyak hal, padahal Tuhan sudah menunjukkan akan adanya kota Kanaan yg berlimpah dengan susu dan madunya,,, dengan kata lain Tuhan sudah tunjukkan hal-hal yg luar biasa akan terjadi dalam hidup kita. Tapi kita sering sekali melakukan tindakan yang tidak tepat saat kita berada di padang gurun menuju Tanah Perjanjian.
 
Hal yang aku dapat adalah kita tidak akan sampai ke tanah perjanjian yang penuh dengan susu dan madunya kalo kita tidak melewati padang gurun, dengan kata lain, kita tidak akan pernah sampai kepada kehidupan yang Tuhan janjikan kepada kita apabila kita tidak melewati rintangan, ujian, dan cobaan.
 
Saya sangat setuju temen-temen apabila kita belajar untuk mengatakan bahwa KITA TIDAK MEMILIKI MASALAH, TETAPI KITA ADALAH MASALAH, dengan kata lain yang menjadikan itu adalah sebuah masalah adalah KITA SENDIRI !!,
 
Bilangan 14:22-23
"Semua orang yang telah melihat kemuliaan-Ku dan tanda-tanda mujizat yang Kuperbuat di Mesir dan di padang gurun, namun telah sepuluh kali mencobai Aku dan tidak mau mendengarkan suara-Ku,pastilah tidak akan melihat negeri yang Kujanjikan dengan bersumpah kepada nenek moyang mereka! Semua yang menista Aku ini tidak akan melihatnya."
 
Jadi setuju ya temen-temen kalo mulai detik ini juga kita harus berubah, kita harus mengerti bahwa jika kita sudah lahir baru dan menerima kuasa kematian dan kebangkitan-Nya, kita sudah menjadi ciptaan-Nya yang baru,"Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru: yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru SUDAH DATANG." (2 Kor5:17)
 
SUDAH DATANG artinya sudah ada, bukan akan datang, atau 2 minggu lagi, atau 2 tahun lagi, atau 20 tahun lagi, tetapi YANG BARU SUDAH DATANG, AMIIIIIN .....!!!!
 
THE GIFTS ARE ALREADY IN US, AND GOD IS WAITING FOR US TO BELIEVE IT AND MAKE USE OF IT.
 
KEEP ON FIRE YA GUYS, STAY HOLY AND BE CHANGED, GBU !!!

Kerja Dan Spiritualitas

Kisah Para Rasul 9:39
"...sambil menangis mereka menunjukkan kepadanya semua baju dan pakaian, yang dibuat Dorkas waktu ia masih hidup"
 
Sadarkah kita jika ternyata ada hubungan antara kualitas kerja dan kehidupan spiritualitas kita?

"Aku melakukan yang terbaik dari yang aku tahu, terbaik dari yang aku bisa, dan aku tetap akan melakukannya sampai akhir. Jika akhirnya ternyata aku benar, apa pun yang dikatakan lawan tentang aku tidak akan berarti apa-apa. Jika akhirnya ternyata aku salah, meskipun sepuluh malaikat bersumpah mengatakan aku benar pun tidak ada artinya," ucap Abraham Lincoln.

Kualitas kerja kita mencerminkan kualitas hidup spiritualitas kita. Artinya, pekerjaan yang kacau tidak mempermuliakan Allah. Kredibilitas kita sebagai orang Kristen ditunjukkan oleh bagaimana kita bertingkah laku dalam pekerjaan dan dalam keseharian kita.

Sebagai orang Kristen, kita tidak dipanggil untuk  sekadar menjadi lebih baik dari  orang lain, tetapi memberikan yang terbaik bagi Allah. Itulah yang mendorong kita untuk bekerja giat dan berprestasi. Dengan demikian, ketika kita berprestasi atau sukses, kita tidak menjadi sombong. Kita lebih menghayatinya semata-mata sebagai karunia Allah. Sebaliknya, jika kita tidak menonjol di tempat kerja, kita tetap dapat bersyukur karena telah memberikan yang terbaik.

Marilah kita menunjukkan kualitas kita yang terbaik agar nama Allah semakin dipermuliakan!

Orang yang bermalas-malas dalam pekerjaannya sudah menjadi saudara si perusak. ~Amsal 18:9~

Mulailah Hal Kecil, Biarkan Tuhan Menumbuhkannya

Guys semuanya di mulai dari yang kecil.......lalu lama - lama menjadi besar. 
 
Adalah mudah untuk dilumpuhkan oleh keadaan ketika kita menghadapi tantangan. Saya tahu itu. Saya mengalaminya sepanjang hidup saya. Anda pasti bertanya-tanya : Apa yang saya lakukan? Bagaimana saya bisa menggapai sesuatu dari tempat dimana saya berada saat ini ke tempat tujuan baru? Saya tidak tahu pasti bagaimana melakukan semua ini! Saya ketakutan setengah mati!.

Saya memikirkan bahwa saya harus menjadi seorang yang kaya atau terkenal atau dikuasai kecantikan atau memiliki talenta yang ajaib atau punya keberanian yang mengagumkan atau impian indah lainnya dan menunggu pencari bakat talenta “menemukan” diri saya untuk membuat sesuatu dalam kehidupan saya. Saya juga mempersalahkan diri saya dalam banyak kesempatan karena orang lain yang saya anggap lebih sukses karena mereka terlihat bisa mendapatkan semua harapan mereka.

Namun kebenarannya adalah, jika kita ingin melakukan sesuatu dalam kehidupan kita, untuk membuat satu tanda, maka kita tidak dapat menunggu sesuatu yang besar itu muncul, membunyikan loncengnya, dan menawarkan pada kita anggur Tanah Perjanjian. Kita harus membuat satu awalan.

Jadi, mulailah dari tempat dimana anda berada saat ini. Jangan melihat ke bagian belakang textbook anda, dan jangan membuat permintaan yang tidak beralasan terhadap diri anda – seperti mengatakan pada diri anda untuk melakukan semuanya dengan sempurna pada kesempatan pertama. Ambillah langkah kecil dengan arah yang benar, bahkan jika langkah anda kelihatan tidak pasti dan tidak meyakinkan.

Bicara soal melangkah dalam iman, beberapa tahun yang lalu saya mengikuti lari 5K. Saya hanya berlatih sekitar dua minggu, dimana saya menempati posisi 12… dari 13 orang di kelompok usia saya dan menempati posisi 182 dari peserta secara keseluruhan. OK, jadi melihat hasilnya sungguh membuat saya tertekan, saya akui itu. Pada mulanya saya merasa malu karena saya tidak bisa melakukan sesuatu yang lebih baik dari itu, lalu kemudian saya mulai berpikir tentang usia saya dan betapa tuanya saya sekarang ini. Berhenti Sampai Disitu!!. Saya harus mengatakan pada diri saya sendiri. Saya telah kehilangan maksud dari semua lombanya. Ini tidaklah selalu soal kemenangan. Ini tentang keluar dari keadaan itu dan mencoba melakukan sesuatu.

Banyak dalam kehidupan ini bicara tentang menunjukkan diri. Demikian juga dengan perjalanan ke-Kristenan kita.

Maksud saya, pada kenyataannya, benarkah Musa adalah orang terbaik yang harus membawa orang Israel keluar dari penjajahan Mesir? Bertahun-tahun sebelum Tuhan berbicara padanya melalui semak yang terbakar, Musa membunuh seorang Mesir dan Firaun menjadi murka karenanya. Jika anda adalah Firaun, maukah anda berbicara dengan seorang mantan musuh? Ditambah lagi, dia tidak punya kepercayaan diri yang cukup mengenai kemampuannya.

Bagaimana dengan Gideon? Dia bersembunyi di tempat pemerasan anggur ketika malaikat datang memberikan pesan yang memberi semangat dan membawa perintah langsung dari Tuhan.

Dan Ester, dia adalah seorang Yahudi, dan seperti seperti takdir, sepanjang bersama dengan bangsanya, dia siap mati sekali raja menemukan kebangsaan aslinya.

Semua orang ini tidaklah “pantas atau cocok” untuk tugas pekerjaannya, tidak juga jika kita men-cek resume atau curriculum vitae mereka, namun ketika Tuhan memanggil mereka dengan perintah : “Ikutlah Aku”, mereka melakukannya. Sudah pasti mereka takut. Sebagian tersungkur seperti batu. Sebagian lainnya bahkan mempertanyakan logika pertimbangan Tuhan itu. Namun meski merasa terintimidasi, dan meski dengan kekurangan mereka, mereka semua memutuskan untuk mempercayai Tuhan untuk menggenapi sesuatu proyek yang tidak bisa dilakukan secara alami.

Deklarasi mereka menjadi terkenal, termasuk pada kita, adalah sesuatu hal yang sama : mereka membuat diri mereka siap pakai bagi Tuhan, mempercayai bahwa ketika mereka melangkah dalam iman, bahkan dalam langkah pertama mereka, Tuhan akan melakukan sisanya untuk mereka.

Saya belum lama ini mendengar definisi luar biasa untuk kata-kata : ”keberanian”. Mungkin seperti saya, anda datang pada kesimpulan yang salah bahwa keberanian berarti anda tidak takut. Namun penulis Bruce Wilkinson mengatakan bahwa keberanian bukanlah ketiadaan rasa takut, namun lebih kepada melakukan tekanan meski diliputi rasa takut.

Jika kita menunggu hingga kita tidak takut lagi, kita akan kehilangan kesempatan. Jalani ketakutan. Jalani dengan kaki yang bergetar dan kerongkongan kering. Siapa yang peduli jika anda tidak mengetahui bagaimana melakukannya? Lakukan saja sesuatu!. Lakukan sebanyak yang anda tahu bagaimana melakukannya, dan percayai Tuhan untuk sisanya.

Kita tidak tahu apa yang kehidupan akan kita bawa, kita tidak bisa memastikan hari esok, namun kita dapat membuat pengaruh sekarang dimana kita berada hari ini dengan men-set pikiran kita untuk melakukan hal yang baik, sesuatu dari Tuhan, bagaimanapun besar atau kecilnya pekerjaan itu.

Ingatlah aturan umum tentang kebesaran : jika anda ingin melakukan sesuatu yang besar, pertama anda harus melakukan sesuatu yang kecil. Jika anda ingin melakukan sesuatu yang hebat, peluangnya adalah ketika anda mengerjakan dengan baik sesuatu yang kecil terlebih dahulu. Anda sepertinya tidak akan melakukan semua itu dalam satu hari, seperti yang saya sering pikir.

Mulai dari yang kecil, dan saksikan langkah Tuhan didalamnya. Ketika kita dipercaya dalam perkara kecil, Tuhan memberi kita yang besar. Jadi tanamkan bibit yang kecil dalam kehidupan anda, dan saksikan bibit itu akan bertumbuh hingga adanya panen raya kala anda mempercayai Tuhan.

Mother Theresa

Dilahirkan di Skopje, Yugoslavia, dengan nama Agnes Boyakhul, 26 Agustus 1910. la masuk Biara 1oretto di Irlandia 1928. Setahun sesudahnya dikirim ke India untuk menjalankan novisiatnya di sana dan memulai karya sebagai guru, mengajar di
SMP St.Mary Calcuta.
Ia mengajar di situ hampir 20 tahun. Pada tahun 1946 dalam perjalanan menuju retret tahunannya, ia berkata: "Aku mendengar panggilan untuk meninggalkan segalanya dan mengikuti DIA ke lorong-lorong kumuh untuk melayani orang-orang miskin dan teriantar.

la mengajukan permohonan kepada pimpinan Biara Loretto dan pada tahun 1984 ia meninggalkan biara Lorreto. Dalam ketaatan kepada Uskup Agung Calcuta, ia memulai hidup di tengah orang-orang miskin. Ia mendirikan sekolah di daerah kumuh dan mulai mengajar anak-anak miskin di situ. la juga belajar obat-obatan sederhana dari para suster BKK (Biarawati Karya Kesehatan) dan mulai mengunjungi rumah-rumah orang sakit dan merawat mereka. Tidak lama banyak gadis alumni Sekolah St. Mary bergabung dengan dengan dia dan melayani orang-orang menderita itu.

Tahun 1952 ia bertemu seorang wanita yang dibuang, sedang dalam keadaan hampir mati di jalan. Badannya penuh dengan tikus-tikus dan semut. Ia mengangkat wanita itu dan membawanya ke Rumah Sakit, tetapi Rumah Sakit tidak melayani. Teresa Ialu membawa ibu itu ke Wahkota dan meminta pertolongan untuk melayani orang-orang miskin, agar mereka boleh mendapat tempat perlindungan yang layak.
Petugas kesehatan membawa dia ke sebuah gedung di dekat kuil Hindu. Gedung itu tidak dipakai, kecuali sebagai penginapan bagi para pengunjung kuil. Petugas kesehatan itu menawarkan rumah itu kepada Ibu Teresa untuk digunakan. Dalam sehari ia menampung banyak orang sakit di situ dan memulai di rumah itu tempat untuk orang sakit payah - yang sekarang terkenal dengan nama: Kalighat.

Bertahun-tahun ia mengembangkan karya pelayanannya ini secara subur. la melayani hampir setiap penderita yang ia jumpai untuk dilayani; memberi perlindungan, memelihara anak-anak yatim-piatu, memberi makan yang lapar dan memberi pakaian kepada yang telanjang, membuka klinik untuk keluarga berencana, pelayanan perawatan jalan, dan perawatan orang-orang lepra.
Ia mendirikan Tarekat Misionaris Cintakasih, yang sekarang sudah lebih dari 3000 anggotanya, yang bekerja di 52 negara di manca negara seperti di Roma, Addis Ababa, Bronx, Jenkins, Kentucky. Para suster menjalankan hidup bakti dengan mengikrarkan kaul ke-empat yakni "Dengan Segenap Hati Dan Seluruh Diri. Memberikan Pelayanan Bebas Kepada Mereka Yang Paling Miskin". Dalam situasi dunia di mana panggilan hidup religius berkurang, suster Misionaris Cintakasih ini malah bertumbuh amat subur. Penjelasan untuk ini sangat sederhana, kata Ibu Teresa: "Ada banyak wanita data pekerjaan seperti ini yang masih tetap mencari suatu kehidupan doa, kemiskinan dan pengorbanan."
Pekerjaan Ibu Teresa diakui di seluruh dunia. Ia terkenal sebagai wanita yang diakui di mata dunia dan pada tahun 1979 ia mendapat hadiah Nobel Perdamaian.
Kemasyhuran nama seperti itu tidak memudarkan cara hidupnya yanq luqu yanq bersinarkan cinta-kasih Kristus kepada orang-orang miskin. la berjalan dengan kaki telanjang ke mana saja bila perlu dan tidur di tantai rumah-rumah penampungan orang miskin bersama suster-suster dan novis-novisnya. la makan makanan orang sederhana dan minum air putih. Seperti semua susternya, ia pun mempunyai hanya dua buah baju putih sari dan sendiri mencuci pakaian.

Para pengunjung merasa terharu oleh kesederhanaan hidupnya. Mereka menyaksikan ia sedang menyisir rambut seorang anak gadis India. Ia memadamkan listrik kalau ekaristi atau doa di kapel sudah tidak lagi butuh terang lampu untuk membaca. Hal-hal itu lebih menunjuk kepada cara hidup dan semangatnya. "Tak ada uang yang diberikan kepada orang miskin." .a menjelaskan: "Adalah suatu pemborosan kalau kita membiarkan listrik bernyala tanpa diperlukan. Kta hanya boleh menggunakan kalau itu perlu sekali".
Ibu Teresa pergi ke mana-mana untuk berbicara tentang pelayanan kasih. Ia tidak menumpuk uang untuk tarekatnya. Uang-uang yang aiperolehnya semuanya dipakai untuk pelayanan orang-orang kecil itu. la berbicara sederhana dan gamblang, tepat sasaran. Ia menggambarkan dengan jelas warta cinta kasih Yesus bagi orang-orang miskin dan teriantar. Pewartaannya merupakan pancaran nyala cinta seperti yang digambarkannya dalam ungkapan-ungkapan yang terus-menerus diulanginya: "Kami buat karena Yesus, untuk Yesus dan bersama Yesus". "Sesuatu yang indah untuk Tuhan", "memberi sampai diri sendiri menderita karena memberi", "layanilah Yesus dalam orang-orang yang menderita dan terbuang".
Terbukti orang-orang yang tersentuh pelayanan Ibu Teresa akan bertanya: "Apa yang dapat saya lakukan?"; jawabannya selalu sama; yakni, suatu jawaban yang memperjelas visinya. Jawaban diberikan secara pribadi, sesuai tempat di mana kita berada: "Mulai saja, ...satu, satu, satu", ujarnya. "Mulai di rumah dengan mengatakan sesuatu yang baik kepada anakanakmu, kepada suamimu, atau kepada istrimu. Mulai dengan melakukan apa saja yang dapat kau lakukan, sesuatu yang indah untuk Allah". Sebagai suatu kritik sosial, ia mengganti kebiasaan memerintah dengan pelayanan.
Selama tahun-tahun pelayanannya ia tidak nampak jera atau lelah. la selatu tampak gembira, ceria, yang merupakan unsur paling penting dalam hidup para suster Misionaris Cintakasih.
la menghayati kegembiraan kebangkitan. Kegembiraan dan sukacita adatah pusat karya pelayanannya. "Buatiah apa yang kau mau buat dengan gembira dan dengan suatu hati penuh bahagia", ia menasehati suster-susternya. Orang-orang yang sakit payah adalah tubuk hati Yesus yang bersengsara.
"Kapan saja engkau menjumpai Yesus, tersenyumlah kepada-Nya". la mengatakan kepada suster-susternya, 'Uikalau kamu tidak mau tersenyum kepada Yesus, maka lebih baik bungkusla pakaianmu dan pulang saja ke rumah".
Pada suatu kesempatan konferensi pers di USA, ia ditanyakan hal-hal sekitar perubahan dan perkembangan di dalam Gereja, masalah emansipasi wanita, kerohanian dunia Barat, ekonomi dan penggunaan media untuk pewartaan Injil.
la mengatakan: "Saya tidak tahu apa-apa tentanq hal itu." Atau bahkan ia balik bertanya yang ada kaitannya dengan visinya: "Kalau anda melakukan pekerjaan ini untuk kemuliaan diri, Anda hanya lakukan itu untuk satu tahun, dan tidak lebih. Hanya kalau engkau melakukan itu untuk Yesus maka engkau akan terus maju." Ibu Teresa dan suster-susternya menghayati Injil secara harafiah dan amat radikal.

Kepada anggota-anggota pers, paling sedikit waktu ia berbicara pada kesempatan itu, ia sangat berbeda pengalaman dengan semua yang lain. Mereka tidak biasa mendengar seseorang berkata bahwa ia mencintai Yesus dan didorong oleh Yesus, atau didukung oleh Ekaristi dan doa. Ada beberapa orang yang terharu, yang dapat kita saksikan dengan melihat mata mereka. Kebanyakan orang kehilangan warta kasih yang sebenarnya dan memandang dia sebagai wanita naif yang coba mempengaruhi dunia yang tidak dapat lagi berubah situasi sosiainya ini. Mereka memuji dia dan pekerjaannya, sambil kehilangan kesederhanaan dan 'Keluguan motivasinya.
Beberapa orang yang mengenal Ibu Teresa, yang menggunakan waktu berbincang - bincang dengan dia, merasakan bahwa beliau sungguh satu karunia Tuhan bagi jaman kita. Barangkali ia juga salah satu dari tokoh-tokoh historis yang muncul sebagai nabi yang datang untuk memperingatkan kita akan warta gembira Injil, mengingatkan kita akan apa yang Allah Bapa harapkan dari kita.
Agnes Boyaxhui mengeluh tentang kata-kata dan mengatakan: "Terlalu banyak kata-kata". "Biarkan mereka melihat saja apa yang kita buat". Tetapi ia terus berbicara, dengan sabar mengulangi hal-hal pokok dari cita-cita dan visinya. Beberapa ungkapan yang mengikuti - pembicaraannya - semoga dapat menjadi inspirasi dan pemahaman tentang wanita itu dan karyanya.

Minggu, 19 Juni 2011

Orang Berhasil dan Orang Gagal



1. Orang berhasil: Memiliki IMPIAN / TUJUAN / GOAL yang jelas dan tepat untuk hidupnya.
Orang gagal: tidak memiliki tujuan / goal.
2. Orang berhasil: Selalu MENCATAT TUJUAN (Goals Visualisation) dan mengevaluasinya setiap hari.
Orang gagal: menganggap remeh dan malas mencatat goal-nya hanya mengingat di kepala.
3. Orang berhasil: Bertanggung-jawab mengerjakan pekerjaan harian dan TIDAK memiliki ALASAN.
Orang gagal: tidak bertanggung jawab dan memiliki 1001 alasan.
4. Orang berhasil: Memiliki tindakan nyata, tidak hanya sebatas omongan.
Orang gagal: selalu membicarakan rencana tanpa tindakan.
5. Orang berhasil: Selalu melakukan “auto suggestion” setiap hari dengan mengatakan “Saya akan melakukan…….(promosi, follow-up dll), saya berhak sukses”
Orang gagal: melakukan pembatasan diri (self limitation), dan menganggap tidak bisa sukses.
6. Memiliki sikap positif, rajin, tangguh, mau maju, mau belajar, mau berkembang.
Orang gagal: memiliki sikap malas, tidak mau mengembangkan diri, puas dengan keadaan.
7. Orang berhasil: Berteman dengan orang-orang berhasil.
Orang gagal: berteman dengan orang negatif, sikap buruk.
8. Orang berhasil: Pandai mengatur waktu, selalu bertemu orang sukses, rajin berkonsultasi, mau memiliki penghasilan besar.
Orang gagal: tidak memiliki konsep waktu, membuang waktu, tidak bekerja produktif.
9. Orang berhasil: Bertindak mengikuti SYSTEM, melakukan semua tahapan dan menjadi “murid”, ikut terlibat dalam TIM.
Orang gagal: menjalankan cara sendiri seakan-akan sudah bisa, tanpa bantuan system maupun tim.
10. Orang berhasil: Selalu mau mengembangkan diri.
Orang gagal: malas mengembangkan diri, membiarkan pikirannya dimasuki berita negatif.
11. Orang berhasil: Memiliki KOMITMEN yang kuat untuk SUKSES dan siap menerima TANTANGAN untuk sukses
Orang gagal: selalu mudah menyerah dan putus asa, tidak mau menerima tantangan.
12. Orang berhasil: Percaya bahwa kekuatan bawah sadar memiliki kekuatan 1000x lipat kekuatan lebih besar dari kekuatan apapun.
Orang gagal: kurang percaya pada kekuatan pikiran bawah sadar, kalau hasilnya tidak kelihatan dalam waktu singkat, mudah menyerah dan putus asa.
13. Orang berhasil: Selalu ingin menjalin HUBUNGAN BAIK dengan orang lain
Orang gagal: tidak percaya bahwa hubungan baik dapat memperlancar dan memperbesar rezeki.
14.Orang berhasil:  Selalu mau BERHASIL, mau BELAJAR dan membuka diri untuk INFORMASI yang BERMANFAAT
Orang gagal: bersikap sombong, masa bodoh, sok tahu, menganggap diri sudah pandai, hebat dan berhenti belajar.

Asal Mula Dan Penemu Mie Instant


Barang kali kita pantas berterima kasih kepada Mamofuku Ando, orang Jepang kelahiran Chiayi, Taiwan, 5 Maret 1910
Berkat kerja keras dan jerih payahnya kita sekarang bisa menikmati kelezatan mie instan. Makanan cepat saji dengan banyak penggemar, yang masuk ke Indonesia pada pertengahan tahun 1960-an.
Begini ceritanya…
Ditinggal orang tuanya, Ando yang berumur 3 tahun harus membantu neneknya mengurus rumah. Balita ingusan itupun mesti menjaga toko. Belum lagi harus mencuci pakaian dan mamasak. Hasilnya positif, ia jadi pintar masak-memasak, tapi sebaliknya sekolahnya terlantar.
Beranjak remaja dan dewasa, ia berkeinginan mejadi pedagang. Harta peninggalan orang tuanya pun digunakan untuk berdagang pakaian rajutan di Taiwan dan Osaka, Jepang. Usahanya terbilang maju.
Ia pun bisa kembali ke bangku sekolah menyelesaikan pendidikan yang sempat terbengkalai. Ia lulus program magister ekonomi Universitas Ritsumeikan pada tahun 1934 dan mendapatkan gelar Doktor Honoris Causa diterimanya dari universitas yang sama pada tahun 1994.
Namun kemudian ia dituduh korupsi dalam perdagangan senjata dan onderdil pesawat. Ia lantas dijebloskan ke penjara. Setelah 2 tahun hidup di penjara, ia pun dibebaskan. Pada 1956, satu-satunya harta yang tertinggal adalah rumah.
Masa itu Amerika Serikat sedang gencar-gencarnya menyumbangkan gandum ke Jepang yang sedang paceklik pangan. Harga terigu menjadi murah. Pemerintah Jepang pun menganjurkan rakyatnya mengonsumsi roti dan terigu sebagai pengganti nasi.
Melihat banyak orang melahap mie, di dekat toserba hankyu di Osaka, pikiran Ando terbuka. Mengapa tidak membuat mie dari terigu? Bukankah orang Jepang sangat menyukai mie.
Apalagi mie dirasa enak, murah, tahan lama, dan tidak sulit mengolahnya.
Ide itu terus dipikirkannya. Cuma ia tidak mau membikin mie biasa yang sudah banyak beredar di pasaran. Ia ingin membuat mie bentuk lain yang enak, lebih cepat dan mudah diolah, serta gampang didapat dimana-mana.
Ando mulai mewujudkan impiannya dengan membeli mesin pembuat mie dan bereksperimen membuat mie instant di halaman belakang rumahnya. Mula-mula mie digoreng agar lebih awet, gurih, dan cepat diolah.
Lalu menimbang-nimbang rasa yang pas untuk kuah itu. Dipilihnya kuah ayam karena yang netral. Ando membawa contoh mie instannya ke sebuah toko serba ada. Ternyata semuanya ludes hari itu juga. Waktu itu tahun 1958.
Halaman rumahnya tak cukup menampung pesanan. Ia memindahkan usahanya ke sebuah gudang kosong di Osaka. Di sana Ando membuat mie instant dibantu keluarganya.
Sejak itu perusahaan-perusahaan besar terus menerus ingin menjadi penyalur mie instannya.
Desember 1958, Ando menamai perusahaannya Nissin Foods. Beberapa bulan kemudian ia pindah ke sebuah pabrik seluas 20.000m2.
Ia menerima penghargaan Ordo Matahari Terbit Kelas II dari Pemerintah Jepang. Chicken Ramen dan Cup Noodles adalah produk-produk ciptaannya.
Tahun 1960 ia membuka pabrik kedua, dan tahun berikutnya lahir pabrik baru lagi.
Meski mie instant laris manis, Ia tak bosan-bosan bereksperimen untuk terus memperbaiki mutu. Bahkan ada keinginan memperkenalkan dan mejualnya ke luar negeri.
Untuk melihat semua kemungkinan itu, ia pergi berkeliling Eropa dan Amerika tahun 1966. Di sana ia melihat orang makan mie dengan garpu, tanpa kuah dan memakai piring, dan menyeruput mie dianggap tidak sopan.
Ia juga mengamati ada kaldu yang bisa dilarutkan dengan air panas tanpa harus dimasak. Ada gelas kertas sekali pakai dan kertas almunium sebagai wadah kedap udara.
Ando pun mendapat ilham membuat mie instant dalam wadah berbahan stereofoam, yang lantas ditutup rapat dengan lembaran aluminium. Mie gelas itu tidak perlu dimasak, cukup diseduh. Supaya tidak hancur terkocok-kocok, mie dibuat lebih tebal. Disediakan pula garpu untuk memakannya.
Di puncak keberhasilannya, Ando yang pada tahun 1988 genap berumur 77 tahun, membuka Foodeum di Shinjuku, Tokyo.
Gedung itu disebut pula ISTANA MIE karena mempunyai beberapa restoran mie, tempat disko, dan museum mie.
Mamofuku Ando meninggal di Ikeda, Osaka, 5 Januari 2007 pada umur 96 tahun. Meninggal dunia karena gagal jantung di Rumah Sakit Kota Ikeda, Prefektur Osaka
Peringatan 100 tahun kelahiran Momofuku Ando dirayakan pada 5 Maret 2010. Acara spesial berjudul Instant Ramen Hatsumei Monogatari : Ando Momofuku-den (Kisah Penemuan Mi Instan: Biografi Momofuku Ando) ditayangkan secara nasional oleh Tokyo Broadcasting System.
Dalam film dokumenter ini, Momofuku Ando diperankan oleh Ry?ji Harada, narasi oleh Kazuo Tokumitsu dan Miki Takai.
Prinsip utama dari darinya adalah, “Dunia damai kalau semua orang cukup makan”, “Makan yang benar membuatmu cantik dan sehat”, dan “Produksi makanan adalah melayani rakyat”. Ketiga butir prinsip tersebut dijadikan prinsip dasar kegiatan bisnis dan pengembangan produk Nissin Foods.

Laskar Pelangi


Film Laskar Pelangi karya sutradara Riri Riza tidak hanya membekas di hati penonton seperti yang banyak diungkapkan, namun juga menorehkan kenangan di hati para pembuat film dan pemainnya.

Bintang film, Ikranagara yang berperan sebagai Harfan, tokoh Kepala Sekolah SD Muhammadiyah Gantong, mengaku memiliki kesan tersendiri bermain dalam film yang diadaptasi dari novel laris karya Andrea Hirata ini.

"Terus terang film ini sangat berkesan bagi saya. Dalam film Laskar Pelangi saya harus menyesuaikan diri dengan keadaan di Belitung, berbicara bahasa daerah itu, dan bahkan membeli kamus Bahasa Belitung," kata aktor kawakan yang juga sutradara film ini.

Ikra yang telah sembilan tahun terakhir tinggal di Washington DC ini mengaku sebenarnya ingin berhenti dari keterlibatan di film.

"Saya sebenarnya sudah tidak ingin kembali ke film, sudah tua. Ada generasi-generasi muda yang lebih baik," ujarnya.

Dengan pandangan menerawang Ikra memutar kembali ingatannya ketika suatu hari mendapat tawaran untuk bermain dalam film Laskar Pelangi.

"Suatu hari Riri menghubungi saya dan mengajak saya main film yang diangkat dari novel laris `Laskar Pelangi`, tapi karena saya tidak tahu banyak soal perkembangan sastra Indonesia beberapa tahun terakhir, saya mencoba mencari tahu tentang pengarang dan novelnya," ujar Ikra.

Seperti halnya Ikra, film "Laskar Pelangi" juga membawa kesan mendalam di hati Cut Mini, pemeran Ibu Guru Muslimah yang mengajar di SD Muhammadiyah Gantong. Ia mengaku sangat antusias menyambut tawaran bermain dalam film ini karena sudah lama memimpikan bisa bermain dalam film dengan sutradara Riri Riza.

"Meskipun jadwal latihannya terhitung singkat, sekitar tiga minggu, saya berkali-kali latihan sendiri, belajar logat dialog Belitung dengan cara memanggil guru yang mau membacakan dialog Belitung. Suaranya saya rekam dan setiap hari saya dengarkan untuk latihan," ujar perempuan kelahiran 30 Desember 1973 ini.

Ia melanjutkan, kenangan tak terlupakan dalam film ini adalah ketika melakukan adegan paling sulit, yakni beradu akting dengan Bakri (Rifnu Wikana), guru SD Muhammadiyah yang memutuskan berhenti mengajar.

"Waktu itu emosi saya terlalu tinggi, sulit menahan diri untuk tidak menangis, dan akhirnya saya menyerah. Rasanya bodoh sekali, sekaligus kasihan pada Mas Riri Riza dan para kru yang sudah susah payah menata set di tengah teriknya matahari Belitung," katanya.


Penuh Tantangan

Produser film "Laskar Pelangi", Mira Lesmana dan sang sutradara, Riri Riza mengakui tidak mudah memindahkan cerita dari 529 halaman novel ke medium layar lebar atau film.

Alasan itu pula yang akhirnya memuat kedua sineas muda Indonesia ini terus-menerus melakukan perbaikan pada skenario hingga akhirnya naskah draft ke-11 diserahkan ke Andrea Hirata.

Mira mengungkapkan proses bedah naskah itu memerlukan waktu hampir satu tahun lamanya. Penulisan naskah dilakukan Salman Aristo yang sebelumnya menulis naskah film adaptasi novel islami berjudul "Ayat-ayat Cinta" dan film remaja "Jomblo".

Salman mengungkapkan tantangan terbesar dalam penggarapan naskah novel Laskar Pelangi adalah struktur cerita yang melompat-lompat, sedangkan ia bekerja dengan batasan durasi film.

Tantangan berikutnya, menurut Mira, adalah menemukan anak-anak yang akan berperan sebagai anggota Laskar Pelangi. Proses pemilihan pemain dimulai Desember 2007 dan selesai pada Maret 2008.

Melalui Ismoyo, pembuat film lulusan Institut Kesenian Jakarta (IKJ) yang berasal dari Belitung, maka proses pemilihan pemain mulai dilakukan di sekolah, pasar, dan tempat keramaian dengan fokus di daerah Tanjung Pandang, Manggar dan Gantong.

"Proses pemilihan pemain ini dilakukan tanpa ada pengumuman sebelumnya, Ismoyo yang berkeliling mencari anak-anak itu dan melatih mereka untuk berdialog dan membaca naskah," ujar Mira.

Ia melanjutkan, ada banyak kenangan manis bersama anak-anak Belitung tersebut selama proses syuting. Ada anak-anak yang datang naik sepeda, bahkan ada yang masuk ruang casting dengan baju basah karena keringat habis main bola.

"Rasa ingin tahu mereka sangat besar walau mungkin karena tidak satu pun dari mereka pernah masuk bioskop, sama sekali tak tersirat adanya keinginan menjadi bintang film," ujar Mira menjelaskan.

Riri Riza menambahkan masing-masing anak tersebut memiliki bakat tersendiri dan masing-masing mempunyai latar belakang yang serupa dengan tokoh yang diperankan, yakni mengalami pahit manisnya hidup sebagai masyarakat Belitung.

Ia mencontohkan Verrys (pemeran Mahar) dan Rama (pemeran Trappani) yang datang dari keluarga sangat sederhana. Sementara Yogi sebagai Kucai yang masih kecil itu sudah bekerja sambilan sebagai tukang parkir.

"Kalau Jeffry yang berperan sebagai Harun, dia adalah anak berkebutuhan khusus yang kami temukan di sebuah sekolah luar biasa di Tanjung Pandan," ujar Riri.

Film "Laskar Pelangi" lahir dari novel dengan judul yang sama karya Andrea Hirata yang difilmkan oleh sutradara Riri Riza (dengan judul sama, red) di bawah bendera Miles Films dan Mizan Production.

Laskar Pelangi adalah kisah nyata tentang persahabatan sejumlah siswa SD Muhammadiyah Gantong di Belitung yakni Ikal (Zulfanny), Mahar (Verry S Yamarno), Lintang (Ferdian), Kucai (Yogi Nugraha), Syahdan (M Syukur Ramadan), A Kiong (Suhendri), Borek (Febriansyah), Harun (Jeffry Yanuar), Trapani (Suharyadi Syah Ramadhan), dan Sahara (Dewi Ratih Ayu Safitri).

Masing-masing anak yang memiliki keunikan dan keistimewaan ini berjuang untuk terus bisa sekolah, di tengah tantangan berat yang mereka hadapi. Seperti kisah pilu Lintang yang putus sekolah setelah ayahnya meninggal. Ia terpaksa meninggalkan bangku sekolah demi bekerja menghidupi tiga adik perempuannya.

Ikal yang hidup dalam keadaan ekonomi yang pas-pasan tetap bertekad sekolah dan meraih cita-cita kuliah di Perancis, dan semangat ibu guru Muslimah mendapatkan murid di tengah ancaman sekolah yang akan ditutup.

Segala persoalan dan tantangan itu akhirnya dapat diatasi oleh Ikal, Mahar, dan Lintang dengan bakat dan kecerdasan yang muncul sebagai pendorong semangat mereka.

Film "Laskar Pelangi" merupakan sebuah adaptasi sinema yang mengambil waktu di akhir tahun 1970an. Film ini dipenuhi kisah masyarakat pinggiran, perjuangan hidup menggapai mimpi yang mengharukan, serta persahabatan yang menyelamatkan hidup manusia dengan latar belakang sebuah pulau indah yang pernah menjadi salah satu pulau terkaya di Indonesia, Belitung.

Novel Laskar Pelangi ini adalah memoar Andrea Hirata. Ikal adalah sosok masa kecil Andrea yang dengan keterbatasan ekonomi keluarga dan ancaman putus sekolah, terus berusaha dan berdoa menggapai cita-citanya bersekolah ke Perancis.

Harapan tersebut pada akhirnya dapat diraih Andrea yang benar-benar berhasil melanjutkan studi ke Perancis kemudian perjalanan hidupnya itu dituangkan dalam novel berjudul Laskar Pelangi. (*)Film Laskar Pelangi karya sutradara Riri Riza tidak hanya membekas di hati penonton seperti yang banyak diungkapkan, namun juga menorehkan kenangan di hati para pembuat film dan pemainnya.

Bintang film, Ikranagara yang berperan sebagai Harfan, tokoh Kepala Sekolah SD Muhammadiyah Gantong, mengaku memiliki kesan tersendiri bermain dalam film yang diadaptasi dari novel laris karya Andrea Hirata ini.

"Terus terang film ini sangat berkesan bagi saya. Dalam film Laskar Pelangi saya harus menyesuaikan diri dengan keadaan di Belitung, berbicara bahasa daerah itu, dan bahkan membeli kamus Bahasa Belitung," kata aktor kawakan yang juga sutradara film ini.

Ikra yang telah sembilan tahun terakhir tinggal di Washington DC ini mengaku sebenarnya ingin berhenti dari keterlibatan di film.

"Saya sebenarnya sudah tidak ingin kembali ke film, sudah tua. Ada generasi-generasi muda yang lebih baik," ujarnya.

Dengan pandangan menerawang Ikra memutar kembali ingatannya ketika suatu hari mendapat tawaran untuk bermain dalam film Laskar Pelangi.

"Suatu hari Riri menghubungi saya dan mengajak saya main film yang diangkat dari novel laris `Laskar Pelangi`, tapi karena saya tidak tahu banyak soal perkembangan sastra Indonesia beberapa tahun terakhir, saya mencoba mencari tahu tentang pengarang dan novelnya," ujar Ikra.

Seperti halnya Ikra, film "Laskar Pelangi" juga membawa kesan mendalam di hati Cut Mini, pemeran Ibu Guru Muslimah yang mengajar di SD Muhammadiyah Gantong. Ia mengaku sangat antusias menyambut tawaran bermain dalam film ini karena sudah lama memimpikan bisa bermain dalam film dengan sutradara Riri Riza.

"Meskipun jadwal latihannya terhitung singkat, sekitar tiga minggu, saya berkali-kali latihan sendiri, belajar logat dialog Belitung dengan cara memanggil guru yang mau membacakan dialog Belitung. Suaranya saya rekam dan setiap hari saya dengarkan untuk latihan," ujar perempuan kelahiran 30 Desember 1973 ini.

Ia melanjutkan, kenangan tak terlupakan dalam film ini adalah ketika melakukan adegan paling sulit, yakni beradu akting dengan Bakri (Rifnu Wikana), guru SD Muhammadiyah yang memutuskan berhenti mengajar.

"Waktu itu emosi saya terlalu tinggi, sulit menahan diri untuk tidak menangis, dan akhirnya saya menyerah. Rasanya bodoh sekali, sekaligus kasihan pada Mas Riri Riza dan para kru yang sudah susah payah menata set di tengah teriknya matahari Belitung," katanya.


Penuh Tantangan

Produser film "Laskar Pelangi", Mira Lesmana dan sang sutradara, Riri Riza mengakui tidak mudah memindahkan cerita dari 529 halaman novel ke medium layar lebar atau film.

Alasan itu pula yang akhirnya memuat kedua sineas muda Indonesia ini terus-menerus melakukan perbaikan pada skenario hingga akhirnya naskah draft ke-11 diserahkan ke Andrea Hirata.

Mira mengungkapkan proses bedah naskah itu memerlukan waktu hampir satu tahun lamanya. Penulisan naskah dilakukan Salman Aristo yang sebelumnya menulis naskah film adaptasi novel islami berjudul "Ayat-ayat Cinta" dan film remaja "Jomblo".

Salman mengungkapkan tantangan terbesar dalam penggarapan naskah novel Laskar Pelangi adalah struktur cerita yang melompat-lompat, sedangkan ia bekerja dengan batasan durasi film.

Tantangan berikutnya, menurut Mira, adalah menemukan anak-anak yang akan berperan sebagai anggota Laskar Pelangi. Proses pemilihan pemain dimulai Desember 2007 dan selesai pada Maret 2008.

Melalui Ismoyo, pembuat film lulusan Institut Kesenian Jakarta (IKJ) yang berasal dari Belitung, maka proses pemilihan pemain mulai dilakukan di sekolah, pasar, dan tempat keramaian dengan fokus di daerah Tanjung Pandang, Manggar dan Gantong.

"Proses pemilihan pemain ini dilakukan tanpa ada pengumuman sebelumnya, Ismoyo yang berkeliling mencari anak-anak itu dan melatih mereka untuk berdialog dan membaca naskah," ujar Mira.

Ia melanjutkan, ada banyak kenangan manis bersama anak-anak Belitung tersebut selama proses syuting. Ada anak-anak yang datang naik sepeda, bahkan ada yang masuk ruang casting dengan baju basah karena keringat habis main bola.

"Rasa ingin tahu mereka sangat besar walau mungkin karena tidak satu pun dari mereka pernah masuk bioskop, sama sekali tak tersirat adanya keinginan menjadi bintang film," ujar Mira menjelaskan.

Riri Riza menambahkan masing-masing anak tersebut memiliki bakat tersendiri dan masing-masing mempunyai latar belakang yang serupa dengan tokoh yang diperankan, yakni mengalami pahit manisnya hidup sebagai masyarakat Belitung.

Ia mencontohkan Verrys (pemeran Mahar) dan Rama (pemeran Trappani) yang datang dari keluarga sangat sederhana. Sementara Yogi sebagai Kucai yang masih kecil itu sudah bekerja sambilan sebagai tukang parkir.

"Kalau Jeffry yang berperan sebagai Harun, dia adalah anak berkebutuhan khusus yang kami temukan di sebuah sekolah luar biasa di Tanjung Pandan," ujar Riri.

Film "Laskar Pelangi" lahir dari novel dengan judul yang sama karya Andrea Hirata yang difilmkan oleh sutradara Riri Riza (dengan judul sama, red) di bawah bendera Miles Films dan Mizan Production.

Laskar Pelangi adalah kisah nyata tentang persahabatan sejumlah siswa SD Muhammadiyah Gantong di Belitung yakni Ikal (Zulfanny), Mahar (Verry S Yamarno), Lintang (Ferdian), Kucai (Yogi Nugraha), Syahdan (M Syukur Ramadan), A Kiong (Suhendri), Borek (Febriansyah), Harun (Jeffry Yanuar), Trapani (Suharyadi Syah Ramadhan), dan Sahara (Dewi Ratih Ayu Safitri).

Masing-masing anak yang memiliki keunikan dan keistimewaan ini berjuang untuk terus bisa sekolah, di tengah tantangan berat yang mereka hadapi. Seperti kisah pilu Lintang yang putus sekolah setelah ayahnya meninggal. Ia terpaksa meninggalkan bangku sekolah demi bekerja menghidupi tiga adik perempuannya.

Ikal yang hidup dalam keadaan ekonomi yang pas-pasan tetap bertekad sekolah dan meraih cita-cita kuliah di Perancis, dan semangat ibu guru Muslimah mendapatkan murid di tengah ancaman sekolah yang akan ditutup.

Segala persoalan dan tantangan itu akhirnya dapat diatasi oleh Ikal, Mahar, dan Lintang dengan bakat dan kecerdasan yang muncul sebagai pendorong semangat mereka.

Film "Laskar Pelangi" merupakan sebuah adaptasi sinema yang mengambil waktu di akhir tahun 1970an. Film ini dipenuhi kisah masyarakat pinggiran, perjuangan hidup menggapai mimpi yang mengharukan, serta persahabatan yang menyelamatkan hidup manusia dengan latar belakang sebuah pulau indah yang pernah menjadi salah satu pulau terkaya di Indonesia, Belitung.

Novel Laskar Pelangi ini adalah memoar Andrea Hirata. Ikal adalah sosok masa kecil Andrea yang dengan keterbatasan ekonomi keluarga dan ancaman putus sekolah, terus berusaha dan berdoa menggapai cita-citanya bersekolah ke Perancis.

Harapan tersebut pada akhirnya dapat diraih Andrea yang benar-benar berhasil melanjutkan studi ke Perancis kemudian perjalanan hidupnya itu dituangkan dalam novel berjudul Laskar Pelangi.

Tips Sukses Seorang Jim Carey

Kisah Sukses Jim CareyMenurut saya dan mungkin diamini oleh sebagian banyak orang, sebuah kesuksesan berawal dari impian. Impian bukanlah sebuah mimpi yang hanya hinggap sementara saja. Namun impian itu selalu kita usahakan hadir dalam ingatan dan pikiran kita. Sudah membaca bahasan tentang Doa Terkuat dalam Pikiran Kita dan MERAIH IMPIAN bukan?
Sebuah impian akan hilang begitu saja jika kita tidak memvisualisasikannya. Atau bahasa sederhananya adalah impian kita itu harus bisa digambarkan bentuk fisiknya. Bukan yang melayang-layang di langit yang sulit kita menjangkaunya.
Impian sebaiknya harus kita tulis. Kita pasang impian-impian kita itu ditempat yang pasti setiap hari kita menjangkaunya. Di samping cermin, di almari, di meja belajar, di pintu kamar mandi. Bahkan jika perlu desain yang menarik dan pasang di ruang tamu. Buat orang lain menganggap kita gak waras mempunyai impian-impian yang tinggi itu.
Kita yang mempunyai mimpi besar seringkali menerima ejekan, cemoohan, umpatan maupun cacian dari orang lain. Bahkan orang yang menjadi promotor tersebut malah orang-orang terdekat kita. Tidak sedikit orang berjatuhan meninggalkan mimpinya karena masalah tersebut. Mungkin salah satunya saya.

Namun itulah salah satu kunci sukses seorang JIM CAREY. Seorang pemeran utama dalam film kocak “THE MASK”. Saat melewati masa-masa sulitnya dia selalu menerapkan cara-cara tersebut. Dia sering mendapat cemoohan, dipecundangi saat dia mengalami beberapa kegagalan.
Untuk mengantisipasi semua itu kita harus memiliki IMPIAN yang telah divisualisasikan, sebagai contoh dari cerita seorang JIM CARREY yang memilki impian memiliki uang US$ 100.000.000,- Padahal dia tidak memiliki pekerjaan yang sesuai untuk mendapatkan uang sebegitu besarnya.
Tapi dia memiliki Impian yang di Visualisasikan dengan selembar cek kosong yang di isi tulisan US$ 100.000.000,-.  Secara tidak sengaja setelah dia mengalami kegagalan dalam sebuah audisi casting dia selalu melihat cek tersebut dan mengatakan sambil menunjuk pada cek tersebut “SAYA PASTI BISA MEMILIKI INI…..!!!” dan itu dilakukan secara terus menerus disaat dia mengalami kegagalan. Secara Tidak sadar JIM CARREY telah memberikan SUGESTI pada dirinya sendiri tuk menjadi orang yang memiliki uang sebanyak itu, dan dia akan tetap semangat walaupun dia menglami kegagalan terus. sampai-sampai mentalnya menjadi sekuat BAJA. Sesuai sekali dengan prinsip Law of Attraction.
Diakhir cerita Jim Carrey telah berhasil menerima Uang US$ 100.000.000,- dengan berhasil nya menjadi seorang pemeran utama dalam film kocak “THE MASK”. Seperti yang kita lihat Jim Carrey pernah Di wawancarai di Stasiun televisi di negaranya dan di tanya kiat keberhasilannya. Dan Jim Carrey bercerita sama dengan yang diatas.
Berarti dapat disimpulkan bahwa IMPIAN adalah sesuatu yang harus di wujudkan. Dan orang yang tidak memiliki IMPIAN adalah orang yang tidak pernah memiliki masa depan. Jangan lah anda menyepelekan orang yang memiliki IMPIAN besar. Dan kita harus teguh dalam memegang impian kita. Karena dengan impianlah seseorang dapat tumbuh dan berkembang.
Meskipun ada beberapa yang kurang baik dari seorang Jim Carey ini, namun pasti kita bisa mengambil sisi positif dari proses pencapaian impian kita.

Sabtu, 18 Juni 2011

Zona Nyaman


Musuh terbesar dalam meraih kehidupan yang luar biasa adalah kehidupan yang nyaman, tapi masih banyak orang yang tidak mau keluar dari zona kenyamanannya karena mereka tidak mempunyai impian yang jelas.

Bagaimana Tetap Termotivasi Untuk Menyelesaikan Apa Yang Telah Anda Mulai


produktivitas kerja
Pasti ada satu alasan mengapa banyak orang sering berhenti menyelesaikan suatu proyek atau tugas mereka, entah itu tugas kecil atau besar, pada titik-titik tertentu. Mungkin mereka merasa tugasnya sangat menumpuk atau sangat sulit untuk dikerjakan sehingga mereka frustasi dan stress. Akhirnya mereka berhenti mengerjakannya atau setidaknya mereka berpikir untuk berhenti.
Saat mereka frustasi, otomatis akan tercipta suatu penghalang dalam diri mereka yang menyebabkan motivasi mereka untuk tetap melanjutkan pekerjaan terganggu. Antusiasme mereka yang tinggi saat mereka melakukan tugas tersebut pertama kali akan turun dengan sangat drastis dan kemungkinan mereka berhenti menyelesaikan tugas di tengah jalan sangatlah besar.
Apakah yang biasanya mereka sering lakukan di saat seperti itu?
Mereka akan berjalan dengan menyeret kakinya, membuat kopi dan ketika bertemu dengan seseorang yang ‘tepat’, mereka akan menghabiskan beberapa menit untuk melakukan pembicaraan satu arah, mengeluh tentang proyek atau tugas yang sedang mereka kerjakan. Mungkin secara tidak sadar anda pernah mengalaminya.
Ketika mereka telah selesai mengeluh, mereka segera kembali pada tugasnya dan berpikir dengan penuh keraguan dan kebencian, bagaimana mereka dapat menyelesaikan pekerjaan mereka tersebut.
Daripada anda jatuh pada keadaan yang lebih sulit lagi dan menambah frustasi anda, saya akan mencoba berbagi 5 cara bagaimana anda tetap produktif dan termotivasi untuk menyelesaikan apa yang telah anda mulai serta antusias terhadap apa yang anda kerjakan:
1. Pecahlah tugas anda menjadi beberapa bagian kecil.
Anda hanya perlu membagi tugas anda (break down) menjadi bagian-bagian yang lebih kecil agar lebih terkendali. Sebagai contoh: anda memiliki target pribadi untuk membuka sebuah usaha. Jika yang terpikirkan oleh anda hanya membuka tempat usaha dengan segera, maka anda bisa-bisa frustasi di tengah jalan. Yang perlu anda lakukan adalah membagi tugas anda tersebut menjadi tugas-tugas yang lebih kecil, seperti : survei lokasi, mencari supplier, mengurus perijinan, mencari pegawai, membeli perlengkapan usaha dan melakukan aktivitas promosi. Bukankah terlihat menjadi lebih mudah?
Dengan membagi tugas anda menjadi tugas-tugas yang lebih kecil, akan membuat pekerjaan anda juga menjadi tidak membosankan. Ketika anda berhasil menyelesaikan satu tugas kecil, anda akan merasa terpuaskan dan gembira. Secara psikologi ini merupakan modal berharga untuk melangkah ke tugas kecil berikutnya.
Tetapi sebelum anda melanjutkan ke tugas berikutnya, ada baiknya anda memberikan penghargaan untuk diri anda sendiri, misalkan membeli secangkir kopi starbucks atau apapun yang bisa memanjakan anda untuk merayakan pencapaian yang telah anda lakukan.
Ketika perayaan tersebut berakhir, kembalilah pada pekerjaan anda dan mulai melakukan tugas kecil anda berikutnya. Saya yakin mood anda saat itu akan sangat berbeda. Anda akan lebih produktif dan lebih termotivasi dalam bekerja. Di satu sisi anda akan berusaha mencari lagi penghargaan-penghargaan berikutnya.
2. Manfaatkan efek bola salju.
Coba anda temukan bagian dari tugas anda yang yang paling menyenangkan dan mulailah dari sana. Anda akan dengan mudah dan cepat menyelesaikan pekerjaan tersebut. Mungkin anda pernah mendengar tips mengerjakan soal ujian : mulailah dari yang mudah terlebih dahulu, tinggalkan dulu yang soal-soal yang sulit. Jika anda hanya berkutat pada soal yang sulit, anda akan stress dan kehabisan waktu, sementara masih banyak soal yang belum dikerjakan. Prinsip ini pun sama digunakan dalam menyelesaikan tugas atau proyek anda.
Ketika anda selesai mengerjakan bagian dari tugas yang menyenangkan, secara tidak sadar anda telah selangkah lebih maju menuju penyelesaian tugas atau proyek anda. Hal ini tentu saja akan meningkatkan rasa percaya diri dan motivasi anda untuk menyelesaikan tugas-tugas berikutnya yang lebih sulit. Ketika anda berhasil kembali menyelesaikan, rasa percaya diri anda semakin tinggi lagi. Inilah yang disebut efek bola salju.
3. Hindari mengerjakan banyak tugas sekaligus.
Beberapa orang memiliki sifat ingin cepat menyelesaikan pekerjaannya. Sifat ini sebetulnya baik, namun yang kurang baik adalah jika hal itu dipraktekkan dengan melakukan banyak tugas secara serentak. Saya pun dulu suka melakukan kebiasaan yang kurang baik seperti ini. Akhirnya tidak ada pekerjaan yang terselesaikan, justru memakan waktu yang lebih lama. Rasa-rasanya superman pun tidak bisa menyelesaikan tugas-tugasnya dengan sekaligus.
Fokuslah pada apa yang sudah ada di depan mata anda. Selesaikan tugas anda satu per satu. Saya jamin anda akan lebih produktif, tingkat motivasi anda akan terus meningkat (seperti telah saya sampaikan pada point 1 dan 2), serta anda akan menyelesaikan pekerjaan dengan lebih cepat.
4. Beristirahat dan bersenang-senanglah
Ada satu saat dimana motivasi anda menurun dan anda merasa tidak bersemangat. Mungkin anda telah melalui hari-hari yang panjang dan melelahkan, atau tugas yang tersisa begitu beratnya untuk diselesaikan dan memakan waktu yang sangat banyak. Anda bukanlah robot, oleh karenanya saya sangat menyarankan anda untuk meninggalkan pekerjaan sementara waktu.
Lakukanlah hal-hal yang menyenangkan, seperti menonton bioskop, pergi ke restoran favorit, chatting, atau berkumpul bersama dengan sahabat-sahabat anda.
Tujuannya disini adalah mengalihkan perhatian anda dari tugas-tugas anda serta mengurangi stress/frustasi yang anda rasakan. Jadi ketika anda melakukan hal-hal yang menyenangkan tersebut, jangan terpikirkan mengenai tugas-tugas yang belum terselesaikan. Betul-betul lupakan total! Ketika anda kembali pada tugas anda, saya yakin anda akan lebih santai, segar dan termotivasi untuk melanjutkan.
5. Beristirahatlah sejenak.
Beristirahat lagi? Ya, namun kali ini adalah istirahat sejenak. Setelah anda bekerja selama 40-45 menit, ambillah break ringan selama 3-5 menit. Disarankan anda sedikit menjauh dari area kerja anda.
Penelitian mengatakan bahwa setelah anda bekerja selama 40-45 menit, otak anda cenderung lelah atau melambat. Mungkin kondisinya tidak memungkinkan anda untuk menunda atau meninggalkan pekerjaan. Namun intinya adalah ketika anda merasa sangat lelah atau anda sudah tidak dapat fokus lagi, beristirahatlah sejenak. Lakukan peregangan, minum segelas air putih, atau berjalan-jalan mencari udara segar. Anda akan mendapatkan energi tambahan secara instan, sehingga anda akan termotivasi dan bersemangat untuk melanjutkan kembali pekerjaan anda.
Jadikanlah 5 hal ini menjadi bagian dalam hidup anda. Jika anda dapat melakukannya secara konsisten, saya rasa anda akan lebih produktif, lebih antusias, lebih termotivasi dan memiliki rasa kepuasan diri yang tinggi.

101 Pertanyaan Hebat Untuk Membuat Hidup Anda Luar Biasa

kesuksesan dan kehidupan luar biasa

Anthony Robbins pernah mengatakan dalam salah satu bukunya bahwa berpikir sebetulnya adalah proses bertanya dan menjawab pertanyaan-pertanyaan. Beliau kemudian menambahkan bahwa orang-orang yang sukses adalah mereka yang selalu bertanya pada dirinya sendiri.
Berikut adalah 101 pertanyaan untuk membuat hidup anda luar biasa :

1. Apa yang saya inginkan?
2. Untuk hal-hal apa saja saya berterima kasih?
3. Apakah yang hilang dalam hidup saya?
4. Apakah saya melihat hal-hal baru di dunia ini setiap hari?
5. Apakah saya menyediakan sedikit waktu untuk mendengarkan orang lain?
6. Apakah saya cukup bersenang-senang?
7. Bagaimana saya menjadikan hidup ini lebih ceria?
8. Apa yang saya inginkan lebih dalam hidup?
9. Apa yang tidak terlalu saya inginkan dalam hidup?
10. Apakah saya selalu mencari peluang-peluang?
11. Apakah saya menangkap peluang-peluang yang ada?
12. Apakah saya mempunyai pikiran yang terbuka?
13. Apakah saya cukup fleksibel?
14. Apakah saya cepat menghakimi orang lain?
15. Apakah saya selalu memperhitungkan resiko?
16. Apakah saya tulus memuji orang lain?
17. Apakah saya menghargai apa yang orang lain lakukan untuk saya?
18. Ke tempat mana sajakah saya ingin pergi?
19. Siapa sajakah orang yang ingin saya jumpai?
20. Petualangan apa sajakah yang ingin saya ikuti?
21. Apakah saya peduli dengan apa yang orang lain pikirkan tentang saya?
22. Apakah saya cepat tersinggung?
23. Apakah yang membuat saya bahagia?
24. Adakah hal yang saya tunda?
25. Apakah saya selalu memikirkan diri sendiri?
26. Apakah saya suka menyimpan dendam?
27. Apakah saya selalu mengingat-ngingat masa lalu?
28. Apakah saya membiarkan pikiran negatif orang lain mempengaruhi saya?
29. Apakah saya bisa memaafkan diri sendiri?
30. Apakah saya cukup sering tersenyum?
31. Apakah saya cukup sering tertawa?
32. Apakah saya mengelilingi diri saya dengan orang-orang positif?
33. Apakah saya orang yang positif?
34. Apakah saya menyediakan cukup waktu untuk merawat diri?
35. Apakah ambisi rahasia saya?
36. Apakah yang ingin orang-orang ingat tentang saya di akhir hidup nanti?
37. Apakah arti sukses untuk saya?
38. Bagaimana saya dapat memberi arti bagi hidup orang lain?
39. Bagaimana saya dapat melayani sesama?
40. Hal apakah yang dapat saya lakukan lebih baik dibandingkan orang lain?
41. Apakah 3 kekuatan terbesar saya?
42. Apakah saya bergerak menuju ke pencapaian mimpi-mimpi saya?
43. Apakah saya menceritakan pada orang lain apa yang sungguh-sungguh saya inginkan dalam hidup?
44. Seperti apakah rupa hari yang indah menurut saya?
45. Ingin seperti apakah anda 1 tahun lagi? 5 tahun lagi? 10 tahun lagi? 20 tahun lagi?
46. Seperti apakah bentuk lingkungan untuk hidup yang baik menurut saya?
47. Apakah yang ingin saya perbuat jika saya tidak mempunyai rasa takut?
48. Apakah yang ingin saya perbuat jika uang bukanlah hal yang penting?
49. Alasan-alasan apa sajakah yang sering saya ucapkan?
50. Apakah saya menikmati apa yang saya lakukan sehari-hari?
51. Apakah saya berada di jalan yang benar?
52. Apakah saya meyayangi diri sendiri?
53. Apakah saya baik pada orang lain?
54. Apakah saya mengambil sesuatu tanpa imbalan?
55. Apakah saya sedang melakukan hal yang paling penting saat ini?
56. Apakah ada hal-hal dalam hidup yang perlu saya beri perhatian lebih?
57. Apakah saya sudah menggunakan waktu saya dengan sebaik-baiknya?
58. Apakah yang bisa saya lakukan saat ini yang dapat membuat perbedaan terbesar dalam hidup?
59. Apakah yang sedang saya hindari?
60. Hal-hal apa sajakah yang saya bisa bertoleransi?
61. Apakah saya membuat tujuan-tujuan yang jelas dengan batas waktu pencapaiannya?
62. Apakah saya memegang janji-janji yang telah saya buat pada diri sendiri?
63. Apakah saya memegang janji-janji yang telah saya buat pada orang lain?
64. Jika saya ingin kehidupan saya sempurna, apakah yang harus saya rubah?
65. Apakah yang sedang saya cari sungguh-sungguh saat ini?
66. Bagaimana saya membuat hidup saya lebih sederhana?
67. Kegiatan apa saja yang saya lakukan tetapi saya tidak menikmatinya? Apakah kegiatan tersebut sungguh-sungguh harus dilakukan? Dapatkan saya mendelegasikannya atau membayar orang lain untuk melakukan itu?
68. Apakah saya melihat diri saya sebagai seorang yang cukup kreatif?
69. Apakah saya membiarkan diri saya untuk menjadi orang yang kreatif?
70. Dapatkah saya menjadi seseorang yang spontan?
71. Apakah saya terlalu kritis pada diri sendiri?
72. Apakah saya terlalu kritis pada orang lain?
73. Apakah saya dapat melihat permasalahan dari sudut pandang yang berbeda?
74. Hal-hal apa sajakah yang telah saya selesaikan?
75. Hal-hal apa sajakah yang menjadi sumber stress dalam hidup?
76. Bagaimana saya dapat mengurangi stress dalam hidup?
77. Kemana sajakah uang saya dipergunakan?
78. Bisakah saya mengelola keuangan saya?
79. Punyakah saya rencana keuangan untuk masa depan?
80. Untuk apa sajakah waktu saya dipergunakan?
81. Sudahkah saya membuat sistim pengelolaan waktu yang efisien?
82. Apakah 3 prioritas terbesar saya dalam hidup?
83. Siapakah orang terpenting dalam hidup saya?
84. Siapakah yang mencintai saya?
85. Siapakah yang peduli kepada saya?
86. Untuk siapakah anda bekerja keras?
87. Apakah tempat tinggal dan lingkungan kerja saya telah diatur sedemikian rupa sehingga memberi kenyamanan pada saya?
88. Apakah saya mempunyai pola hidup yang sehat?
89. Apakah saya sering terbawa emosi?
90. Apakah saya dapat melupakan kesalahan-kesalahan yang telah saya buat di masa lalu?
91. Apakah saya mengijinkan diri saya untuk melakukan kegagalan?
92. Apakah saya mempelajari kegagalan-kegagalan saya?
93. Apakah saya cepat menanggapi ketika sesuatu berjalan tidak semestinya?
94. Apakah keyakinan-keyakinan saya telah bekerja dengan baik?
95. Apakah saya melonggarkan aturan-aturan yang telah saya buat untuk diri sendiri dan orang lain?
96. Apakah impian masa kecil saya yang terlupakan?
97. Siapa sajakah idola/tokoh yang saya tiru?
98. Apakah saya asli? Apakah saya menjadi diri saya sendiri atau sedang mencoba menjadi seseorang yang lain?
99. Bagaimana jika …?
100. Mengapa tidak …?
101. Bagaimana saya dapat …?
Pertanyaan manakah yang membuat anda paling tersentuh? Silahkan sharing kan disini, atau
Jika anda memiliki pertanyaan refleksi yang lain juga bisa disharingkan disini.